Kembalinya Alfred Riedl untuk melatih Timnas Indonesia, menurut Agum Gumelar merupakan hal positif untuk kemajuan timnas dan PSSI.
Namun, kembalinya Riedl semakin menambah keruwetan konflik di PSSI.
Riedl pernah diputus kontrak oleh PSSI, di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin.
"Saya enggak mau lagi ikut campur deh. Kalau bikin comment yang menyejukkan syukur, tapi saya takutnya malah menambah (konflik)," kata Agum di Restoran Paramount, Gondangdia, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/4/2012).
Menurut Agum, sebenarnya tidak perlu ada konflik antara PSSI dan KPSI. Seharusnya, kedua badan olahraga itu bisa bekerja sama dengan baik.
"Saya belum melihat bagaimana (cara) menyejukkannya, karena dua-duanya keras. PSSI-nya keras, KPSI-nya juga keras," imbuhnya.
Jika keduanya tidak ada yang mengalah, tutur Agum, sepakbola Indonesia tidak akan maju.
"Sama-sama keras kayak gini, enggak mungkin rekonsiliasi. Rekonsiliasi harus ada kemauan dari dua pihak, dari hati yang jernih," paparnya.
@tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar