Minggu, 15 April 2012

Riedl dan Blakblakan Soal Pengaturan Skor Bahrain


Menyelesaikan misi yang belum usai.
Itu alasan Alfred Riedl kembali ke Indonesia untuk memenuhi undangan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia(KPSI). Padahal badan sepak bola dunia (FIFA) belum mengakui keberadaan PSSI versi KPSI.

Ditemui oleh Tempo di sebuah hotel di Jakarta, Selasa 10 April 2012 sore lalu, pria kelahiran Wina, Austria, 62 tahun lalu, ini menampilkan gaya bicara yang masih sama seperti dua tahun lalu.
Tenang, dingin, dan serius. Berikut petikan wawancaranya

-Bagaimana Anda bisa kembali ke Indonesia?
+Saya meninggalkan Indonesia sekitar musim panas tahun lalu, sekitar akhir Juli. Kemudian saya mendapatkan tawaran dari Laos untuk bergabung dengan tim Laos. Tapi saya hanya menjadi observer, tidak memiliki kuasa apa pun serta kontrak.

-Kapan tepatnya Anda menerima tawaran tersebut?
+Sekitar sembilan atau sepuluh hari lalu. Pak Iman. Pak Rahim (Soekassah) sempat juga menelepon saya (dalam konferensi pers di kantor PSSI versi KPSI beberapa waktu lalu, ia sempat mengutarakan alasan kedatangannya ke Jakarta atas undangan sahabat).

-Mengapa Anda mau mengambil pekerjaan ini?
+Dulu pekerjaan saya diganggu oleh 1beberapa orang. Tiba-tiba saya
diberhentikan begitu saja.

-Jadi Anda ingin menyelesaikan pekerjaan yang dulu belum selesai?
+Ya. Kami memulai sesuatu dan berjalan cukup baik pada awalnya.
Tapi masalah mulai muncul pada Maret 2010. Pemerintah tidak memberikan dana, padahal kami memiliki banyak rencana, termasuk berlatih di luar negeri. Semuanya sudah terencana, tapi masalah kemudian muncul.
Kemudian digelar pertemuan Solo pada 9 Juli dan segala sesuatunya berakhir untuk saya. Saya adalah orang pertama yang dibuang. Tidak ada yang memberi tahu saya. Pak Iman yang memberi tahu saya bahwa saya bukan lagi pelatih utama. Sangat aneh dan tidak profesional. Tidak ada pemberitahuan dan surat sampai hari
ini.

-PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin bilang Anda membuat kontrak secara personal (dengan Nirwan Bakrie)?
+Saya bisa buktikan (bukan kontrak pribadi). Ada stempel resmi federasi dan bermeterai.

-Lalu, bagaimana perkembangan di FIFA mengenai aduan pemutusan kontrak Anda?
+Saya belum menerima kabar apa pun dari mereka. Saya harus bersabar. Saya meminta mereka untuk cepat menyelesaikan, tapi belum ada jawaban. Saya tidak tahu berapa kasus serupa yang mereka sedang tangani,tapi saya mesti bersabar. Yang penting, saya harus mendapatkan uang saya dari PSSI yang lama atau yang baru. Hal itu normal dan logis.

-Siapa pemain nasional yang akan Anda temui?
+Beberapa pemain timnas yang saya tahu dan beberapa pemain naturalisasi. Saya rasa tidak penting menyebut nama. Ya, pemain yang dulu saya latih, satu atau dua pemain yang berada di Jakarta. Pertemuan biasa antara mantan pelatih dan pemainnya yang masih aktif bermain serta beberapa pemain naturalisasi baru.
Saya juga akan bertemu dengan beberapa pelatih. Saya akan bertemu dengan Rahmad Darmawan, dan mudah-mudahan dia bisa menjelaskan kepada saya situasi yang terjadi di sini.
Hanya pembicaraan antar-pelatih.

-Anda tetap berhubungan dengan para pemain Indonesia sejak tidak lagi menjadi pelatih timnas?
+Tidak. Saya tidak memiliki alasan untuk itu (berhubungan). Tapi suatu hari saya akan (menghubungi). Saya memiliki nomor mereka dan saya akan menyapa mereka.

-Ada kabar yang mengatakan Anda penyebab para pemain melawan pelatih timnas PSSI, Wim Rijsbergen?
+Saya rasa Anda tidak tahu sejarahnya.Pada pertandingan pertama melawan Bahrain di Jakarta, Indonesia kalah 2-0.
Anda tahu apa yang terjadi pada babak pertama? Ia memaki para pemain saat kedudukan 1-0, dia bilang »Fuck you all! Jika kalian tidak memperbaiki permainan kalian, maka saya akan mengeluarkan Anda semua.”
Di situ ada banyak orang dan banyak saksi. Sekarang saya bertanya, apakah ada pemain yang masih bersedia bermain bagi pelatih yang berkata seperti itu? Itu fakta. Ketika saya mendengar hal itu, saya berada di Eropa. Pelatih yang menghina pemain seperti ini dalam kualifikasi Piala Dunia, ia harus sesegera mungkin diberhentikan. Dia tidak seharusnya melakukan hal ini. Saya tidak memiliki masalah personal dengan Wim, tapi karena ia menghina mantan pemain saya. Dia seharusnya tidak bersikap seperti ini.

-Bagaimana pendapat Anda tentang kekalahan telak 0-10 dari Bahrain lalu?
+Kejutan buruk yang luar biasa bagi saya. Hasil yang buruk karena hanya bisa memainkan tim yang lemah. Kita tidak bisa menyalahkan para pemain.Mereka »overloaded”.

-Jadi, menurut Anda, pemain yang dipilih bermain melawan Bahrain tidak pantas diturunkan?
+Saya rasa mereka tidak cukup kuat.
Mereka adalah pemain muda dan tidak berpengalaman. Saya katakan lagi: mereka »overloaded”.

-Menurut Anda, berapa tahun lagi timnas Indonesia bisa bermain bagus dan terorganisasi?
+Anda harus melihat, sistem pengembangan pemain muda di negara ini seperti apa? Apa yang kita punya di sini?
Kalau tidak kita mulai dari sekarang, tidak akan bisa. Kita harus mulai membina dari pemain muda, menemukan pelatih yang bagus untuk mereka. Kalau tidak, ya selamanya tidak akan bisa.

-Pada pertandingan final Piala AFF yang lalu, ada isu Anda berperan dalam
»jual-beli” pertandingan melawan Malaysia. Apa benar?
+Saya tidak akan menjawab rumor.Mereka boleh katakan apa yang ingin mereka katakan, tapi itu hanya kebohongan.

-Ada dugaan Anda didepak sebagai pelatih timnas PSSI karena terlibat dalam pengaturan skor?
+Ya, mereka memang ahli (memasang muka sinis). Mereka ahli mengatakan apa yang ingin mereka katakan. Saya tidak perlu banyak berkomentar.

-Apakah Anda memiliki rencana untuk menemui Djohar Arifin?
+Tidak. Untuk apa?

-Anda yakin PSSI baru di bawah kepemimpinan La Nyalla Mattalitti akan membawa perubahan yang baik?
+Tentunya akan membawa perubahan baik. Tapi kita harus menunggu sampai ada keputusan FIFA.

@Tempo

Tidak ada komentar: