Selasa, 17 April 2012

Inilah surat terbuka La Nyalla Mattalitti Terkait Rayuan Professor Djohar

KETUA Umum PSSI La Nyalla Mattalitti mengecam pernyataan yang menyebut klub ISL tidak nasionalis. Surat terbuka pun diluncurkan La Nyalla soal sikapnya itu.

Djohar Arifin Husin kehabisan akal mencari dukungan dari anggota sah PSSI yang berkiprah di Indonesia Super League (ISL). Ajakan rekonsiliasi selalu berujung jalan buntu.

Gagal merangkul klubnya, Djohar dkk pun coba mengambil hati para pemain ISL. Caranya, memanggil mereka untuk membela timnas senior yang diproyeksikan melakoni laga uji coba kontra Palestina dan Internazionale Milan.

Namun, sekali lagi, klub ISL selaku pemilik para pemain itu menentang aksi Djohar dkk. Mereka sepakat tidak memberikan izin para pemainnya untuk memenuhi panggilan Djohar dkk.

Sikap itu dapat dimaklumi. Malkum, mandat mereka kepada Djohar untuk memimpin PSSI sudah dicabut seiring suksesnya Kongres Luar Biasa (KLB) 18 Maret 2012 memilih La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua Umum baru PSSI beserta 10 Komite Eksekutif (Exco) PSSI lainnya.

Tapi, sikap klub-klub ISL itu ditentang Djohar dkk. Bahkan, mereka menyebut klub ISL tidak nasionalis. Sontak, La Nyalla bersuara. Ketua Umum PSSI 2012-2016 itu pun menluncurkan surat terbuka yang menjelaskan sikap klub-klub ISL itu juga dukungan terhadap sikap mereka.

Berikut surat terbuka La Nyalla Mattalitti yang diterima :

FIFA dan AFC dalam suratnya menyatakan bahwa telah terjadi dualisme organisasi sepakbola di Indonesia. Untuk itu, FIFA dan AFC melalui gugus tugas yang dibentuk, akan meneliti dan akan memberi keputusan tentang dualisme tersebut paling lambat 15 Juni 2012.

Anggota PSSI melalui KLB di Jakarta 18 Maret 2012, telah memilih Komite Eksekutif PSSI yang bertugas menjalankan roda organisasi PSSI ke depan. Termasuk di dalamnya menjalankan amanat Kongres 17 Maret 2012, dimana salah satunya adalah menyiapkan skuad Tim Nasional. Dalam menjalankan amanat tersebut, saya telah memanggil pelatih Alfred Riedl untuk membesut Timnas PSSI hasil KLB Jakarta. Sekaligus saya menugaskan Wakil Ketua Umum, saudara Rahim Soekasah untuk memimpin Badan Tim Nasional.

Belakangan ini, Saudara Djohar Arifin, yang mengaku atas nama PSSI, setelah gagal memanggil klub-klub ISL, kini melakukan upaya pemanggilan para pemain ISL untuk memperkuat Tim Nasional yang dia bentuk.

Langkah ini tentu tidak akan mendapat respon. Sebab, seluruh Klub ISL, yang merupakan peserta dan pemilik suara dalam KLB, telah memilih Ketua Umum PSSI yang baru. Sekaligus telah mencabut mandat mereka atas Djohar Arifin. Semua pihak sudah mengetahui itu. Tidak perlu saya jelaskan di sini runtutannya.

Sekarang, ada pihak yang mengatakan bahwa Klub ISL tidak nasionalis, karena tidak menyerahkan pemainnya untuk masuk Tim Nasional. Siapa bilang?

Seluruh Klub ISL akan menyerahkan pemain terbaiknya ke Tim Nasional yang saya bentuk, dengan pelatih Alfred Riedl.

Jadi tidak ada alasan bagi Djohar Arifin untuk memanggil para pemain ISL, yang beberapa waktu yang lalu dikatakan tidak perlu bermain di Timnas karena sudah terkontaminasi dengan pola bermain sepakbola lama dan gaya mafia.

Lagipula, perlu diketahui, tidak ada satupun agenda FIFA dalam bulan April dan Mei mendatang. Lawatan ke Palestina sama sekali bukan agenda FIFA, karena pertandingan tersebut tidak masuk dalam kalender International atau Match Calendar. Dan menurut Annex 1 Article 1 point 3 Regulations on the Status and Transfer of Players 2010, tidak ada keharusan bagi Klub untuk mengikutsertakan pemainnya.

Upaya pemanggilan para pemain ISL oleh Saudara Djohar Arifin justru mengganggu kosentrasi pemain dan Klub, dalam menjalani kompetisi Super League putaran dua.

Saya menghimbau kepada seluruh Klub ISL untuk tetap tenang dan tidak menghiraukan gangguan-gangguan yang ada. Tetap kosentrasi pada kompetisi dan fokus pada peningkatan prestasi.

Yakinlah, tidak lama lagi dualisme organisasi ini akan berakhir. Dan kita akan wujudkan sepakbola yang lebih baik dan berprestasi.

@12paz

Tidak ada komentar: