Selasa, 20 Maret 2012

PSSI: Kami Sudah Maksimal, Kasihanilah...

Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia merasa sudah maksimal melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan berbagai kisruh yang terjadi dalam sepak bola Indonesia. Hal itu diungkapkan anggota Komisi Strategi PSSI Habil Maratti menanggapi berbagai konflik yang terjadi di sepak bola Indonesia.

"Kita sudah berupaya semaksimal mungkin. Kasihan kami, kasihani PSSI ini. Kapan kita bisa bekerja atau menyelesaikan masalah. Ini kita yang legal, malah kita yang disalahkan," ujar Habil dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Jakarta, Selasa (20/3/2012) sore.

Habil mengatakan, akhir-akhir ini ada tekanan-tekanan dari sejumlah kelompok yang ingin selalu menerjang PSSI. Tekanan-tekanan itu, menurut Habil, justru semakin memperkeruh konflik sepak bola Indonesia yang hingga saat ini belum terselesaikan.

"Misalnya, jika ada gerakan itu, yang ingin mencoba melegitimasi atau menganulir kongres (PSSI), itu kan jelas salah. Padahal, kami adalah badan resmi dan legal yang diakui FIFA maupun AFC.

Kalau hal seperti ini diterapkan ke negara, justru sama saja tindakan kriminal, apalagi jika gerakan mereka itu terstruktur," kata Habil.

"Di dalam Pasal 16 statuta FIFA, apabila ada anggota klub yang melakukan pelanggaran, harusnya mereka dipecat, tapi kan kami tidak. Kami sekarang malah ingin merangkul klub-klub yang di luar organisasi kami.
Jadi sekarang terfokus ke klub-klub di liga itu, jika mereka ingin kembali ke rumahnya, kami akan senang hati menerimanya," ujarnya.

Habil menyatakan, kompetisi Indonesia Super League (ISL) merupakan aset nasional yang harus dipertahankan dan harus dirangkul.
PSSI tidak mengenal organisasi di luar PSSI dan tidak melanggar statuta FIFA.
"Toleransi apa lagi yang harus diberikan PSSI?" katanya lagi.

Melalui surat tertanggal 21 Desember 2011, FIFA bersama AFC meminta agar persoalan dualisme kompetisi di Indonesia segera diselesaikan. Akan tetapi, PSSI maupun Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) justru sama-sama melakukan kongres pada Minggu (18/3/2012). Kedua kubu itu mengklaim diikuti anggota PSSI sebagai pemilik suara sah.

Dalam kongres luar biasa (KLB) di Jakarta, KPSI telah menunjuk La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua Umum PSSI versi mereka. La Nyalla berhasil memenangkan pemilihan dari sejumlah calon lainnya, seperti Gusti Randa, Ilham Noor, La, MR Kambu, dan Ryan Latif. La Nyalla menang mutlak dengan mengoleksi 79 suara.

Atas dualisme organisasi ini, FIFA belum memutuskan apakah sepak bola Indonesia akan dikenai sanksi atau tidak. FIFA akan mengeluarkan keputusan pada dua atau tiga ke depan.

Jika masalah ini tidak terselesaikan atau kurang memenuhi syarat yang ditetapkan, maka persoalan kisruh sepak bola di Indonesia akan dibawa ke sidang Komite Asosiasi FIFA pada Senin (26/3/2012) depan di Zurich, Swiss.

@kompas.com

Tidak ada komentar: