Sriwijaya FC benar benar beruntung memiliki pemain serba bisa (utility player) seperti Ponaryo Astaman. Selain mampu menggalang pertahanan secara baik, pemain asal Balikpapan, 25 September 1979 itu, juga mampu menjadi kreator serangan Laskar Wong Kito.
Saat dijamu Persidafon Dafonsoro, Senin (14/5) nanti sore, Popon-sapaan akrab Ponaryo yang dipilih menggantikan peran Firman Utina sebagai playmaker tim. Firman sendiri dipastikan absen karena masih berkutat dengan cedera hamstring.
“Firman dipastikan absen dan posisinya akan digantikan Ponaryo. Sedangkan posisi Ponaryo dipercayakan kepada Achmad Jufrianto, yang akan berduet dengan Lim Joon Sik di sektor gelandang bertahan,” kata pelatih SFC Kas Hartadi, Minggu (13/5).
Pelatih asal Solo itu mengatakan, dia tidak mungkin memasang Risky Novriansyah atau Siswanto, karena akan merusak skema 4-2-3-1. Pasalnya, Hilton Moreira tidak akan maksimal jiak digeser ke posisi Firman.
“Jadi solusi terbaik Hilton tetap di sayap kiri dan Siswanto akan menjadi pelapis. Ponaryo itu pemain serba bisa. Dia dapat bermain sebagai gelandang bertahan dan juga pengatur serangan. Pada dua posisi itu, dia bisa bermain sama baiknya,” bebernya.
Ya, musim ini adalah penampilan terbaik Ponaryo bersama Sriwijaya. Dia sudah bermain selama 1853 menit atau setara dengan 21 pertandingan, artinya Ponaryo hanya satu kali absen membela Laskar Wong Kito. Dari 21 caps, mantan kapten timnas Indonesia itu baru mencetak satu gol. Uniknya, sebiji golnya itu justru disarangkan ke gawang Persidafon saat menang 5-0, di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Sabtu (4/2) lalu.
Ya, Ponaryo adalah gambaran seorang gelandang moderen. Dia adalah pemain yang cerdas dan memiliki kemampuan yang terkadang tidak dimiliki seorang gelandang. Dia bisa mengambil keputusan yang tepat, kapan bola harus ditahan atau langsung saja dialirkan ke sektor depan
Pemain yang pernah memperkuat Telekom Malaka ini memang pantas dititahkan sebagai jenderal lapangan tengah. Ponaryo adalah sosok pemain yang tenang baik di luar maupun dalam lapangan. Kemampuannya meredam emosi membuat permainan tim bisa terjaga baik. Itulah kenapa Sriwijaya memilihnya sebagai kapten menggantikan Keith Kayamba Gumbs.
“Tidak masalah baik di gelandang bertahan atau attacker. Jika bermain di gelandang serang saya lebih leluasan melepaskan umpan dan mengkreasi serangan,” timpal Ponaryo. /fer
@BeritaPagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar