Kamis, 26 April 2012

AFC Berharap Dua PSSI Segera Bersatu

Task Force (satuan tugas) AFC mengharapkan PSSI resmi dan PSSI versi Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) bersatu agar permasalahan yang terjadi di sepak bola Tanah Air bisa terselesaikan. Hal tersebut disampaikan Sekjen PSSI, Tri Goestoro, usai melakukan pertemuan dengan Task Force AFC di Bukit Bintang, Kuala Lumpur.

Tri bersama Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman menjadi perwakilan PSSI dalam pertemuan tersebut. Selain PSSI, Task Force AFC juga memanggil PSSI versi KPSI yang diwakilkan oleh Sekjen Djoko Driyono dan Hinca Pandjaitan.

"Kami belum bisa tarik kesimpulan tetapi yang bisa saya sampaikan, AFC sangat berkepentingan agar kita bisa bersatu kembali. Bukan hanya AFC, FIFA juga berharap kita bersatu karena Task Force AFC juga dibentuk oleh FIFA," kata Tri kepada wartawan di Kantor PSSI.

"Namun untuk sementara kita belum bisa publikasikan hasil pertemuan tersebut karena belum menjadi keputusan. Kami masih tukar-menukar pikiran dengan teman-teman di Task Force AFC," ujarnya.

Terlepas dari hal tersebut, Tri yakin akan tercapai solusi sehingga Indonesia terlepas dari sanksi. "Saya optimistis sebelum tanggal 15 Juni ada titik temu sehingga kita terhindar dari sanksi.

Ia juga menyatakan pertemuan tersebut baru merupakan pertemuan pertama. "Kemungkinan akan ada pertemuan berikutnya tetapi kita belum tahu jadwal selanjutnya. Kami akan menanti informasi selanjutnya," beber Tri.

Task Force AFC merupakan rekomendasi AFC kepada FIFA setelah AFC melakukan rapat Komite Eksekutif AFC pada 23 Maret lalu. Hal tersebut tertuang dalam surat Sekjen AFC Alex Soosay kepada Sekjen FIFA Jerome Valcke pada 26 Maret lalu.

Anggota dari Task Force AFC ini diantaranya adalah Wakil Presiden AFC, HRH Prince Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah, Anggota Komite Eksekutif FIFA dan AFC, Dato' Worawi Makudi, Sekjen AFC Dato' Alex Soosay, serta Kepala Asosiasi Anggota dan Hubungan Internasional AFC, James Johnson.

Task Force AFC bekerja untuk menyelesaikan persoalan asosiasi yang tak sah, yaitu kepengurusan PSSI versi KPSI, serta liga yang tak sah, Indonesia Super League (ISL). Jika tidak menemukan solusi, maka Indonesia terancam terkena sanksi 15 Juni mendatang.

@republika

Tidak ada komentar: