PSSI versi Ketua Umum La Nyalla Mattalitti menyambut baik kebijakan FIFA untuk membahas konflik yang melanda sepakbola Indonesia dalam rapat Komite Eksekutif, 29-30 Maret 2012.
Menurut La Nyalla, sikap ini merupakan bukti bahwa FIFA dan AFC semakin memahami persoalan yang sedang melanda PSSI saat ini.
"Di sini FIFA dan AFC artinya tidak mau tergesa-gesa dalam memutuskan jalan keluar dari konflik yang melanda sepakbola saat ini. Mereka sadar bahwa konflik yang terjadi bukan masalah dualisme kompetisi saja, tetapi karena ada statuta yang dilanggar oleh PSSI," kata La Nyalla, Selasa 27 Maret 2012.
"Bagi kami yang penting adalah mendapatkan legitimasi dari FIFA. Dan kami akan berupaya untuk itu," sambung mantan Komite Eksekutif PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin tersebut.
La Nyalla sendiri tidak pernah ragu dengan keabsahan hasil KLB yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, 18 Maret lalu. Sebab menurut La Nyalla, KLB itu diikuti oleh 81 anggota PSSI pemilik suara (voter) yang sah.
Dari hasil KLB tersebut telah terpilih La Nyalla sebagai Ketua Umum PSSI, didampingi Rahim Soekasah selaku Wakil Ketua dan sembilan anggota Komite Eksekutif.
Sebelumnya FIFA memberi tenggat waktu kepada PSSI hingga 20 Maret 2012 untuk menyelesaikan dualisme kompetisi di Indonesia. Keputusan akan diambil FIFA berdasarkan laporan hasil Kongres Tahunan PSSI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 18 Maret lalu.
FIFA sempat menjadwalkan pengambilan keputusan lewat rapat Komite Asosiasi di Zurich, Swiss, kemarin. Namun, Departemen Media FIFA melalui surat elektroniknya kepada VIVAbola, Selasa 27 Maret 2012, memastikan nasib sepakbola Indonesia baru akan diputuskan pada rapat Exco FIFA, akhir pekan ini. (umi)
@vivabola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar