"Saya memang meminta dukungan dari teman-teman negara Asia lainnya agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah," katanya di Kantor PSSI Senayan, Jakarta.
Menurut dia, AFC untuk menentukan tuan rumah Piala Asia U-22 tidak asal tunjuk. Untuk menjadi tuan rumah harus bisa memenuhi semua kualifikasi yang telah ditentukan yang diantaranya adalah masalah sarana dan prasarana.
Rencananya, kata dia, pihak AFC terlebih dahulu akan melakukan inspeksi terhadap negara-negara yang mengajukan dirinya menjadi tuan rumah kejuaraan yang baru pertama kali digelar ini.
"Kalau diadu soal sarana dan prasarana kita memang nggak terlalu baik dibandingkan dengan Jepang dan Australia. Tapikan ada nilai-nilai yang bisa jadi pertimbangan oleh AFC," katanya menambahkan.
Tri mengaku pertimbangan yang harus diapresiasi oleh? AFC diantaranya adalah Indonesia saat ini masih dalam tahap perkembangan dan mulai kembali bangkit setelah selama ini ada persoalan di organisasi yang menaungi sepak bola Indonesia itu.
"Kita sangat berharap dukungan AFC supaya iklim sepak bola kita lebih kondusif," kata pria yang juga menjabat Sekjen PSSI di era kepemimpinan Agum Gumelar itu.
Ditanya lokasi pertandingan yang diajukan ke AFC, Tri mengaku menunjuk Pekanbaru sebagai tuan rumah. Salah satu pertimbangannya adalah di Provinsi Riau itu banyak memiliki lapangan yang telah berstandar internasional.
Di Pekanbaru ada tiga stadion yang dinilai layak menggelar pertandingan kualifikasi Piala Asia U-22 yaitu Stadion Kuansing, Stadion Kaharudin Nasution dan stadion yang baru saja dibangun yaitu Main Stadion.
Indonesia pada babak kualifikasi Piala Asia U-22 2013 tergabung di Grup E bersama dua tim kuat yaitu Jepang dan Australia. Selain itu juga tergabung dengan Singapura, Timor Leste dan Makau.
@Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar