Akibat bentrokan yang kerap terjadi antara suporter SFC membuat Kapolresta Palembang Kombes Pol
Sabarudin Ginting akan mengevaluasi izin keramaian dalam setiap pertandingan SFC yang dipertandingkan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) Palembang.
Sebab, sejauh ini pihaknya sudah melakukan melakukan kesepakatan kepada ketua suporter untuk menjaga
keamanan selama pertandingan berlangsung.
“Sebelumnya kita ada kesepakatan dengan ketua suporter. Namun sejauh ini belum berhasil mendinginkan tensi para suporter. Karena itu kita akan mengevaluasi izin keramaian dalam setiap keramaian setiap pertandingan SFC,” tegasnya di sela meninjau lokasi
bentrok di kawasan Masjid Agung Palembang, kemarin.
Masih kata mantan Kabid Humas Polda Sumsel ini, pihaknya akan
memberlakukan peraturan selama pertandingan. Sebab, selama pertandingan sepakbola yang digelar di GSJ Palembang kondisinya tidak kondusif.
“Kedepan kita akan memberlakukan peraturan karena selama ini kondisi selama pertandingan selalu tidak kondusif,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan, sebelum pertandingan pihaknya sudah melakukan sweeping
terhadap kendaraan yang digunakan untuk mengangkut suporter. Hasilnya, ada 10 orang yang diamankan lantaran ketahuan membawa senjata tajam.
Disinggung ada korban luka, saat ini pihaknya masih terus melakukan penyelidikan keberadaan korban dan mencari tersangka.
“Korban luka masih diselidiki dan diinventarisir di berbagai rumah sakit yang ada, namun sejauh ini belum ditemukan. Dan kemungkinan besok (hari ini) baru akan melapor,” ucap Ginting.
Untuk mengantisipasi bentrok susulan, pihaknya sudah mengerahkan puluhan
personil Polresta dan Polsek setempat untuk mengawal ratusan suporter yang masih ada. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar, tidak terjadi lagi bentrokan usai pertandingan berlangsung.
“Harusnya semua suporter bisa menjaga perdamaian sesuai dengan kesepakatan sebelumnya,” tuturnya.
Langkah selanjutnya, pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan pengurus SFC dan PSSI untuk menangani suporter.
“Kita akan terus evaluasi secara menyeluruh, dan bisa jadi bila kondisi tidak kondusif maka pertandingan akan
dipindahkan atau tanpa izin keramaian,” katanya.
Sementara Augie Bunyamin, Direktur Keuangan PT SOM mengatakan, jika managemen sudah setiap kali melakukan mediasi perdamaian kepada
suporter. Bahkan, mediasi pernah
dilakukan di depan Gubernur.
“Tapi kita tidak tahu mengapa masih terjadi bentrok. Yang jelas dari managemen SFC sudah mengupayakan
beberapa kali perdamaian. Artinya tidak cuman sekali upaya yang kita lakukan. Atau mungkin ada profokator yang membuat suasana kisruh yang tidak senang dengan SFC berada di posisi puncak,” tuturnya.
Terkait larangan keramaian dari kepolisian, Augie menegaskan jika polisi tidak bisa tidak memberikan izin
pertandingan kepada SFC.
Alasannya, karena bentrok yang terjadi bukan didalam stadion atau saat laga
berlangsung sehingga pertandingan ditunda.
“Bentrok ini terjadi diluar. Artinya ini memang murni tindak kriminal dan tidak boleh jika tidak ada izin.
Besok kami akan bicarakan ini dengan kepolisian,” tukasnya.
Terpisah Hendri Zainudin, Direktur Teknis dan SDM PT SOM mengatakan, dirinya mengaku pusing dengan
kondisi suporter yang sering bentrok. Padahal sudah beberapa kali dilakukan
perdamaian.
“Aku, pak Augie bahkan Gubernur sudah sering melakukan perdamaian untuk suporter. Tetapi aku juga bingung, apa sebenarnya mau mereka agar bisa damai. Coba lepaskan gensi,
ego,emosi. Mari kita sama-sama dukung tim kesayangan kita,” tukasnya. MLM/RIS
@palpres
Tidak ada komentar:
Posting Komentar