Rabu, 21 November 2012

Timnas PSSI Tak Takut Bermimpi Menang Terus

Hingga detik-detik terakhir penentuan 22 nama skuad inti Timnas Indonesia ke Piala AFF, pemain Indonesia Super League (ISL) tetap 'dilupakan'. Bahkan, mereka optimistis bisa berbuat banyak tanpa pemain terbaik dan berpengalaman dalam event internasional di Malaysia nanti.

Semangat Pelatih Nilmaizar tetap menyala meski tim asuhannya tidak diperkuat pemain terbaik Indonesia yang mayoritas bermain di ISL. Suaranya tetap lantang saat pimpin latihan dan sorot matanya juga tajam menatap harapan.

Keoptimisan terhadap Timnas Indonesia di Piala AFF 2012 yang mengawali perjuangan lawan Laos pada 25 November semakin meninggi. Modal untuk optimistis adalah hasil imbang 0-0 lawan Kamerun. Tim asal Afrika berperingkat 59 dunia dipaksa puasa gol di SUGBK Senayan Jakarta Sabtu malam (16/11).

"Secara umum penampilan anak-anak cukup bagus, motivasi cukup tinggi. Bersungguh-sungguh pantang lelah. Semoga penampilan ini bisa jadi motivasi di Piala AFF. Mudah-mudahan ini akan memberikan berkah bagi kami dalam turnamen nanti," jelas Nilmaizar, pelatih Timnas Indonesia.

Nil panggilan akrabnya itu menjelaskan, anak asuhnya saat ini bisa dikatakan siap menjalani turnamen dua tahunan antar negara Asia Tenggara tersebut. Mereka siap lahir batin. Menurutnya, atmosfer pertandingan sudah didapat saat Bambang Pamungkas dan kawan-kawan melawan Timnas Vietnam di Hanoi. Saat itu, mantan pelatih Semen Padang itu menilai pasukan Indonesia tak hanya melawan satu tim.

Di sana, sambung Nil, Timnas Indonesia juga lawan tekanan dari suporter dan wasit yang berpihak pada tuan rumah. Kemudian saat melawan Brunei Darussalam dengan kemenangan 5-0. Saat di Brunei, Irfan Bachdim dan kawan-kawan sukses menjalankan instruksi pelatih yang menerapkan formasi 4-4-2 atau 4-4-1-1.

Dua pertandingan itu menjadi modal bertanding di kandang lawan, mengingat di AFF nanti Indonesia tampil di Malaysia selama babak penyisihan Grup B. Kemantapan permainan Pasukan Garuda diklaim meningkat setelah menang 1-0 atas Timor Leste (14/11) lalu dan imbang tanpa gol dua hari kemudian kontra Kamerun.

"Yang ada saat ini memimpikan dan menginginkan menang lawan Laos, menang lawan Singapura, dan bahagia lawan Malaysia. Tapi manusia hanya bisa bermimpi semua tidak bisa dipastikan," jelasnya.

Nil berani bermimpi menang terus di Malaysia dan lolos semifinal di Piala AFF karena telah analisis kekuatan lawan. Menurutnya, tiga tim yang berada satu grup dengan Indonesia memiliki karakter masing-masing. Lawan Indonesia di laga perdana Laos yang kini berperingakt 194 FIFA memiliki keistimewaan permainan dari kaki ke kaki. Mereka juga suka andalkan pemain sayap. Serangan dari bola crossing menjadi favorit tim asuhan Kokichi Kimura.

Singapura yang jadi lawan Indonesia di pertandingan kedua merupakan ancaman senjutnya Indonesia karena kekompakan mereka terjamin. Skuad Tim Singa didominasi pemain muka lama. Di sana ada Baihakki Khaizan yang merupakan bek cerdik. Begitu juga dengan Mohammad Ridwan dan pemain senior lainnya. Sementara musuh terberat Indonesia adalah tuan rumah Malaysia yang kini berperingkat lebih baik di Grup B karena berada di 157. Apalagi, status mereka adalah juara bertahan dan sudah lama main satu tim di Liga Slovakia.
Untuk akhiri tradisi Indonesia sebagai runner up empat kali, Bambang Pamungkas dkk harus menjadi juara grup atau runner up. Dengan begitu Indonesia lolos ke semifinal. Lawan Indonesia di babak selanjutnya menyesuaikan posisi dua besar klasemen akhir grup A yang dilaksanakan di Vietnam. Di semifinal akan ketemu silang. Juara grup A ketemu runner up grup B. Runner up grup A sua juara grup B.

"Kami akan terus evaluasi kinerja tim. Setiap pertandingan, Pemain harus bisa bermain dengan hati. Semoga anak-anak bisa sungguh-sungguh agar keluarkan kemampuan maksimal dan terbaik di Piala AFF. Kami ingin berikan yang terbaik di AFF," tandasnya. "Untuk menjaga mental pemain dan evaluasi tim, kami akan umumkan 22 nama pemain inti Selasa nanti," ungkap Nil.

Hanya, Indonesia masih memiliki masalah. Mental Pasukan Garuda belum stabil. Mereka masih mudah goyah dengan tekanan. Uji coba lawan Kamerun Sabtu malam sebagai contoh.

Pertandingan yang hanya disaksikan 12 ribu penonton saja, anak asuh Nilmaizar belum bisa kuasai keadaan. Mereka masih demam panggung. Maklum, biasanya laga di SUGBK sepi penonton seperti saat kontra Timor Leste yang hanya disaksikan 3 ribu pasang mata.

"Teman-teman merasa nervous, baru kali ini penonton sebanyak ini. Tapi lama kelamaan kami bisa kuasai keadaan. Kami pelajari cara bermain lawan dan selanjutnya bisa redam serangannya," ujar Kapten Timnas Wahyu Wijiastanto.
Masalah lain yang akan menganggu mimpi Timnas Indonesia adalah kondisi pemain. Usai uji coba lawan Kamerun, bek tengah Handi Ramdhan cedera. Otot paha kanan tertarik. Cedera ini sebenarnya sudah pernah diterima Handi sebelumnya.
"Ini cedera kambuhan. Kami akan berusaha lakukan perawatan secara maksimal agar dia bisa tampil lawan Laos meskipun tidak memungkinkan dia langsung main 90 menit. Tapi kalau cedera bahu kiper Endra Prasetya butuh sekitar empat hari saja," terang fisioterapis Timnas Matias Ibo. (kmd/ce3)

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar