Duet Erick dan Boakay, berpotensi besar untuk melesatkan banyak gol. Karena itu, lini belakang SFC harus berkonsentrasi penuh dan meminimalisir kesalahan.
Tugas maha berat kembali harus dijalani barisan pertahanan Sriwijaya FC, kala menjamu Persiwa Wamena di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Senin (21/5) lusa. Tanpa Thierry Gathuessi, kesolidan lini belakang SFC akan diuji dua jenderal yang menjadi motor serangan skuad Badai Pegunungan.
Pemain yang dimaksud adalah Erick Week Lewis dan Boakay Eddi Foday. Mereka adalah roh permainan Persiwa sekaligus lumbung gol runner up, Liga Super Indonesia tahun 2008 itu. Kedua punggawa Timnas Liberia ini, memiliki kelincahan, kecepatan dan stamina tinggi untuk bersaing dengan pemain belakang SFC.
Kehadiran mereka jelas menjadi ancaman lini pertahanan Laskar Wong Kito, meski pertahanan SFC adalah yang terbaik musim ini. Apalagi, Thierry tidak bisa bermain akibat akumulasi kartu kuning.
“Fokus saya membenahi konsentrasi pemain. Meski meraih hasil positif di tur Papua, masih banyak yang harus dibenahi terutama soal finishing touch,” kata pelatih SFC Kas Hartadi, Jumat (18/5).
Wajar, jika Kasmeminta anak asuhnya lebih fokus dan berkonsentrasi hingga pertandingan usai. Apalagi kualitas Boakay dan Erick, tidak kalah dibandingkan penyerang Persipura.
Boakay misalnya. Pemain kelahiran Monrovia, Liberia 25 Mei 1986 itu, adalah striker haus gol. Musim ini, dia sudah menyumbang 12 gol, sementara musim lalu ia melesatkan 13 gol. Selain produktif, Boakay juga memiliki kelebihan tendangan yang akurat.
Paling hebat tentu saja Erick Lewis. Meski bukan berposisi sebagai penyerang, pemain kelahiran Paynesvelle, Liberia, 10 Maret 1986 ini, merupakan predator sejati kendati beroperasi di sektor tengah. Musim lalu, dia mencetak 19 gol buat Persiwa, termasuk satu gol ke gawang Muang Thong United (Thailand), di ajang Asian Football Confederation (AFC). Sementara musim ini, Erick sudah mengemas 10 gol.
Kemampuan yang dimiliki Erick tak lepas dari pengalamannya membela timnas junior Liberia dan mencicipi Liga Champions Afrika. Apalagi, sebelum singgah di Persiwa, dia sempat melanglang buana dengan bermain di Kamerun, Maroko, serta Guinea.
“Saya hanya meminta pemain bertahan untuk lebih berkonsentrasi dan tidak mengulangi kesalahan dalam melakukan koordinasi pertahanan,” jelas Kas.
“Mereka striker produktif yang memiliki kecepatan dan stamina tinggi. Kami harus mewaspadai mereka apalagi pemain kita pasti akan bermasalah dengan faktor kelelahan, sementara mereka lebih diuntungkan karena memiliki masa recovery yang lebih baik,” pungkasnya. /fer
@BP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar