Surat FIFA dan AFC beberkan kelengkapan informasi 2 federasi sepakbola internasional itu menyangkut problem pelik yang menyelimuti sepakbola Indonesia.
Tak cuma dualisme kompetisi, dalam surat tertanggal 30 Maret 2012 itu FIFA juga menyebut adanya 2 Kongres PSSI yang bergulir di saat yang sama, 18 Maret 2012. Jadi, FIFA dan AFC juga mengetahui adanya dualisme PSSI.
Untuk menulusurinya, FIFA dan AFC pun segera mengirim tim investigasi yang digalang Wakil Presiden AFC HRH Prince Abdullah lbni Sultan Ahmad Shah dan Exco FIFA dan AFC Worawi Makudi.
Dalam surat itu, FIFA dan AFC juga membongkar kebohongan Djohar, Ketua Umum PSSI yang telah kehilangan kredebilitasnya setelah dimosi tidak percaya lebih dari 2/3 anggota sah PSSI dalam Rapat Akbar Sepakbola Nasional (RASN).
Selama ini, Djohar memang selalu berlindung di balik keputusan rapat Komite Eksekutif (Exco) FIFA pada 30 Maret 2012 yang hanya menyinggung soal dualisme kompetisi.
Keputusan itu mengesankan FIFA tidak tahu dan tidak menganggap adanya Kongres Luar Biasa (KLB) 18 Maret 2012 yang memilih La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua Umum PSSI 2012-2016.
Kini, setelah surat FIFA tertanggal 30 Maret 2012 itu diungkap, makin jelas apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia. Dan, sadar di posisi salah dan lemah, Djohar mulai berdalih dengan menyatakan sangsi atas netralitas tim investigasi FIFA dan AFC.
"Kami berharap tim investigasi itu murni," ujar Djohar.
Sangsinya Djohar akan netralitas tim investigasi pantas dimaklumi. Sebab, tim investigasi bekerja sesuai aturan dan statuta. Sementara, seperti yang diketahui, langkah dan keputusan Djohar selama memimpin PSSI selalu berseberangan dengan aturan dan statuta.
Di sisi lain, anggota PSSI lewat Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) sebagai Ad-Hoc untuk menyelenggarakan KLB, bekerja sesuai aturan dan statuta yang berlaku.
@12paz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar