Sabtu, 18 Februari 2012

Hancurnya Rumput Jakabaring, Ternyata Membawa Hikmah

Dipakainya stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring saat pesta olahraga SEAG XXVI lalu ternyata membawa hikmah yang sangat luar biasa bagi Ponaryo Astaman dan kawan kawan. Bahkan kesulitan mencari lapangan pengganti dan hanya mendapatkan lapangan yang tidak standar (Lapangan stadion Bumi, Lapangan Pusri dan Lapangan Sriwijaya) dapat diaplikasikan di stadion Kuta Asan, Pidie, NAD.

”Semenjak kita beberapa hari kemarin sulit mendapatkan tempat untuk latihan karena pasca SEA Games. Jadi kita tidak terlalu kendala dengan lapangan-lapangan kurang baik saat tour tandang, ”kata Kas Hartadi kepada Palembang Ekspres Rabu, (15/2).
”Kemarin kita sangat sulit sekali mendapatkan tempat latihan karena Jakabaring tidak bisa dipakai kita latihan dimana saja. Kita latihan di lapangan PUSRI, Stadion Garuda yang kemarin tanahnya masih keras dan sangat gersang. Akhirnya kita bisa beradaptasi dengan stadion-stadion lawan disini. Ini ternyata menjadi hikmah tersendiri bagi kita, ”ulas Kas Hartadi.

Berlaga dilaga pertama tour Sumatera Selatan menghadapi PSAP Sigli di Stadion Kuta Asan, kabupaten Pidie, NAD tidak begitu baik dibandingkan dengan home base Laskar Wong Kito Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ). Akan tetapi hal ini tidak menghalangi anak asuhnya untuk berlaga dikandang lawan. ”Stadion disini tidak terlalu jelek, tetapi rumputnya sangat tebal sekali. Iya sama seperti stadion Bumi Sriwijaya lah, kita juga sudah terbiasa bermain di Stadion Bumi. Saya rasa tidak ada kendala untuk lapangan disini, ”tegasnya kembali. ”Secara jelas kondisi lapangan tidak menjadi kendala kita dikalah laga tandang menghadapi tim tamu lainya. Terkecuali saat kita melawan Persela Lamongan stadion mereka penuh dengan lumpur cukup sulit kita menerapkan taktik dan strategi, ”tutupnya. (MLM)

@palpres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar